Mesin Stempel Murah Paket Produktif

MESIN STEMPEL MURAH
PAKET PRODUKTIF


Peluang Cepat Memulai
Usaha Stempel Warna,
Langsung Bisa Produksi,
Cepat Menuai Hasil.

Manfaatkan...
MESIN STEMPEL MURAH
PAKET PRODUKTIF

terdiri dari:


a.Mesin Stempel Flas 6 Lampu




b.Alat Pemotong Karet Stempel



C.Bahan Baku Stempel:

a.Gagang Stempel Flash 30 buah aneka ukuran


b. Karet Flash ukuran 15x33cm Satu Lembar
c.Tinta warna 8x5cc.
d.Transparan Sheet
e.Kertas Kalkir
f.Double Tipe


HARGA
PAKET PRODUKTIF
MESIN STEMPEL MURAH
RP. 1,900,000.


(Harga belum termasuk ongkos kirim,
berat Paket Produktif 13 kg)


Tunggu dulu, jika order HARI INI,
Anda mendapat
DISKON Rp 100.000,

Harga jadi
Rp 1,800,000

Tunggu apalagi, sekarang juga hubungi:

Awi Wiyono
081226903938
awiono70@gmail.com
www.mesinstempelmurah.blogspot.com
Jl.Kampung Melayu Kecil I/95
Jakarta Selatan

Prospek Bisnis Stempel Carah


Menekuni bisnis stempel sangat menguntungkan. Selama 6 tahun bisnis stempel, kami merasakan lebih banyak suka daripada dukanya.

Kami bisa mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat. Pernah dalam sehari mendapat omset Rp30juta. Anda bisa menghitung sendiri berapa labanya, jika modal untuk memenuhi pesanan stempel tersebut Rp9juta.

Prsopek bisnis stempel ini akan semakin cerah mengikuti kemajuan teknologi. Inovasi terkini yang sangat marketable, laku dipasaran, adalah teknologi stempel berbasis air. Teknologi stempel berbasis air ini berpeluang besar mendatangkan keuntungan berkali-kali lipat, karena modal kecil, mudah, cepat, dan hasilnya maksimal.

Kami bermaksud membagi peluang bisnis stempel berbasis air ini kepada siapa saja yang berminat, khususnya Anda. Sengaja kami tidak membuat e-book, karena kami ingin membuka rahasia berbisnis stempel berbasis air ini langsung kepada Anda, baik secara offline maupun online. Kami siap membimbing Anda hingga bisa. Luar biasanya, bimbingan dan konsultasi bisnis stempel berbasis air ini kami berikan secara cuma-cuma alias gratis! Sekali lagi, gratis untuk Anda.

Namun kami tegaskan, kami berbagi ilmu bisnis berbasis teknis dan praktis, berdasarkan pengalaman berbisnis stempel selama 6 tahun. Kami tidak membagi teori bisnis yang berbusa-busa. Nah, jika Anda sungguh-sungguh berminat, maka Anda pun harus mendukungnya dengan bersikap praktis.

Artinya, sebelum memulai bimbingan dan konsultasi bisnis stempel berbasis air ini, Anda harus memiliki bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan untuk memproduksi stempel berbasis air.

Untuk itu, kami sudah mempersiapkan paket bisnis mutakhir Teknologi Stempel Berbasis Air. Paket ini berisi bahan-bahan dan alat-alat untuk memulai bisnis stempel berbasis air. Harganya dijamin lebih murah dibanding di tempat lain. Anda harus membelinya jika ingin segera mendapatkan rahasia sukses berbisnis stempel berbasis air ini.

Paket Mutakhir
Tehnologi Stempel Berbasis Air



Paket ini dipersiapkan untuk memulai bisnis stempel
dengan modal hanya

Rp750.000.


Keuntungan dari paket ini,
Anda mendapatkan:


1. Satu (1) Unit Mesin Stempel.
2. Satu Lembar Karet Berbasis Air.
3. Tigapuluh (30) Gagang Stempel.
4. Satu Pack Karet Busa.
5. Satu buah Isolatip Bolak Balik.
6. Bimbingan Teknik Sampai Bisa.
7. Estimasi: karet habis balik modal.


Keunggulan
Stempel Berbasis Air ini:


1. Cara pembuatan lebih mudah dan cepat.
2. Bersih.
3. Mampu menghasilkan gambar yang jelas dan tajam.
4. Modal kecil hasil berlipat ganda.

Namun karena keinginan dan kebutuhan konsumen sangat beraneka ragam, maka lebih baik Anda juga menyediakan produk-produk stempel lainnya. Anda bisa membeli Paket Mutakhir berikut ini. Harganya dijamin jauh lebih murah dibanding di tempat lain.


Paket Mutakhir Tehnologi Berbasis Solven


Paket mutakhir ini dipersiapkan untuk bisnis stempel bermodal Rp500.000.

Keuntungan dari paket ini, Anda mendapatkan:

1. Satu Unit Mesin Stempel.
2. Satu Lembar Karet Runaflex.
3. Tigapuluh (30) Gagang Stempel.
4. Satu Pack Karet Busa.
5. Satu buah Isolatip Bolak Balik.
6. Bimbingan Teknik sampai bisa.
7. Estimasi: karet habis balik modal.

Dengan ketiga paket bisnis stempel di tangan, Anda bisa mendapatkan omset penjualan yang melimpah, sehingga Anda semakin mudah meraih keberhasilan.


Lalu,tunggu apalagi..?
Ayo action!Cepat bertindak!
Jangan suka menunda-nunda niat baik,
segera hubungi kami:



Kontak Person: Awi Wiyono
Hp: 0812 2690 3938
email: awiono70@gmail.com



Bisnis Stempel Modal Murah Hasil Melimpah


Masih bingung mau bisnis apa? Jangan pusing-pusing. Just do it! Lakukan saja apa yang Anda bisa lakukan. Prinsip inilah yang mampu mengantarkan banyak orang menjadi pengusaha sukses!

Oleh karena itu kami menawarkan solusi bisnis pembuatan stempel dengan teknologi mutakhir. Salah satunya inovasi terkini bisnis pembuatan stempel berbasis air, sehingga murah,mudah, dan cepat dijalankan oleh siapapun, termasuk Anda.

Berdasarkan pengalaman kami selama 6 tahun, bisnis stempel ini sangat menguntungkan. Selain modalnya kecil dan mudah dijalankan, bisnis stempel ini tidak akan pernah padam, bahkan semakin cerah mengikuti inovasi teknologi informasi.

Untuk itu, kami mengajak dan membimbing secara on line maupun off line siapapun yang berminat menekuni bisnis pembuatan stempel. Bukan teori berbusa-busa yang kami berikan. Sebaliknya kami berbagi teknik praktis inovasi terkini, berdasarkan pengalaman praktek bisnis stempel, sehingga Anda bisa cepat memulai dan meraih keuntungan melimpah.

Namun selalu kami tegaskan, harapan indah itu tidak akan pernah menjadi kenyataan, jika Anda menghubungi dan menemui kami hanya dengan tangan hampa. Jika Anda serius ingin menekuni bisnis stempel ini, dari awal Anda harus memiliki sarana, bahan, dan perlengkapan pembuatan stempel.

Oke, untuk singkatnya, semua konsultasi dan bimbingan teknis bisnis stempel ini sengaja kami berikan secara gratis untuk Anda. Dijamin Anda pasti bisa setelah mengikuti bimbingan kami. Namun dengan syarat, Anda harus membeli paket program memulai bisnis stempel yang kami tawarkan, yakni:


Paket Mutakhir Teknologi Berbasis Air


Paket ini dipersiapkan untuk memulai bisnis stempel dengan modal Rp750.000.

Keuntungan dari paket ini, Anda mendapatkan:
1. Satu Unit Mesin Stempel.
2. Satu Lembar Karet Berbasis Air.
3. Tigapuluh (30) Gagang Stempel.
4. Satu Pack Karet Busa.
5. Satu buah Isolatip Bolak Balik.
6. Bimbingan Teknik Sampai Bisa.
7. Estimasi: karet habis balik modal.

Keunggulan Stempel ini:
1. Cara pembuatan lebih mudah dan cepat.
2. Bersih.
3. Mampu menghasilkan gambar yang jelas dan tajam.
4. Modal kecil hasil berlipat ganda.


Paket Mutakhir Tehnologi Berbasis Solven


Paket ini dipersiapkan untuk bisnis stempel bermodal Rp500.000.

Keuntungan dari paket ini, Anda mendapatkan:
1. Satu Unit Mesin Stempel.
2. Satu Lembar Karet Runaflex.
3. Tigapuluh (30) Gagang Stempel.
4. Satu Pack Karet Busa.
5. Satu buah Isolatip Bolak Balik.
6. Bimbingan Teknik sampai bisa.
7. Estimasi: karet habis balik modal.


Keunggulan Stempel ini:
1. Cara pembuatan lebbih cepat dan mudah.
2. Bersih.
3. Mampu menghasilkan gambar yang jelas dan tajam.
4. Modal kecil hasil berlipat ganda.

Anda bisa memulai bisnis stempel dengan membeli salah satu dari paket mutakhir yang kami tawarkan. Namun sebaikanya Anda membeli ketiga paket mutakhir tersebut, agar bisa memenuhi kebutuhan, keinginan, dan selera banyak konsumen, sehingga melimpahkan omset penjualan.

Lalu tunggu apalagi?
Ayo action!
Cepat bertindak,sumber uang sudah di depan mata!
Segera hubungi kami:


Kontak Person: Awi Wiyono
Hp: 0812 2690 3938
email: awiono70@gmail.com


Cegah Kecurangan SNMPTN

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2010 digelar pada 16-17 Juni. Jutaan bakal calon mahasiswa dipastikan mengikuti ujian untuk mendapatkan satu kursi di universitas favorit. 

Saya berharap pelaksanaan SNMPTN tahun ini berjalan lancar. Meski harapan ini sering berakhir kehampaan. Seperti sudah mentradisi, SNMPTN selalu diwarnai kecurangan oleh orang-orang egois. Selalu ada calon mahasiswa yang bersaing tidak fair dengan memanfaatkan jasa joki saat mengikuti ujian SNMPTN. 

Untungnya, sebagian kecurangan ini bisa digagalkan. Ingat kasus tahun lalu, Kepolisian Wilayah Kota Besar Makasar, Sulawesi Selatan, berhasil menangkap sedikitnya 12 calon mahasiswa pengguna joki dan 14 orang joki saat mengikuti ujian SNMPTN di Universitas Hasanudin (Unhas).

Mengapa Perempuan Tak Pilih Capres Perempuan?

Tiga Calon Presiden (Capres) RI, Megawati Soekarnoputri (Megawati), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jusuf Kalla (JK) telah menyelesaikan kampanye untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tanggal 8 Juli 2009. Visi dan misi ketiganya hampir sama, yakni sama-sama untuk kepentingan kemajuan rakyat dan bangsa Indonesia. Kini giliran rakyat untuk menentukan siapa pemenangnya.  

Namun ternyata, tidak mudah memilih Presiden yang akan memimpin negeri ini hingga tahun 2014. Pertentangan antara rasionalitas dan emosionalitas sering menyulitkan dalam menemukan alasan yang tepat untuk menentukan pilihan. Selalu ada kekhawatiran saat mulai mempercayai janji-janji ketiga Capres. Akhirnya, hanya hati nurani yang mampu mengarahkan rakyat menjadi pemilih idealis ataukah pragmatis.

Minimalisasi Dampak TV Terhadap Anak (2)

Dampak Televisi Terhadap Anak

Menonton acara televisi sebenarnya boleh dan baik-baik saja bagi anak-anak, remaja dan orang dewasa. Asalkan aktivitas menonton TV tersebut tidak dilakukan secara berlebihan, acara yang ditonton sesuai dengan usia, dan khusus bagi anak-anak harus ada kontrol/pengawasan dari orang tua.

Namun dalam kenyataan, sebagian besar anak-anak menonton TV secara berlebihan, bahkan sangat ketergantungan (menyandu). Ketergantungan pada TV ini tentu menjadi masalah karena:

Minimalisasi Dampak TV Terhadap Anak

Hubungan anak-anak dan televisi (TV) selalu menjadi realitas yang menyita perhatian masyarakat. Akselerasi yang ditawarkan TV bersama format dan formasi program siarannya berpengaruh langsung pada akselerasi tingkat kecerdasan, kreativitas, sosialisasi, dan pemaknaan nilai budaya pada diri anak-anak. Singkatnya, eksistensi TV telah jauh mengintervensi proses konsep diri dan pertumbuhan kepribadian anak-anak.

Fenomena ini dapat dicermati saat TV berhasil mengusik atau bahkan menggeser peran guru. Guru tidak lagi dianggap ”dewa” pengetahuan dan sumber ilmu. Anak-anak terpikat dan merasa lebih nyaman belajar pada media audiovisual ini. Padahal, orang tua masih sangat mengharapkan peran guru yang seutuhnya untuk mendidik putra putrinya.

TV Nasional: Bisnis Hiburan Yang Memaksakan Diri (2)

Realitas Tontonan
Pertanyaannya kemudian adalah sebenarnya realitas siaran macam yang ditawarkan TV nasional kita? Menanggapi realitas budaya pertelevisian nasional yang diujungtombaki oleh masyarakat pekerja TV ini, dosen Fakultas Sastra UI Tommy F. Awuy pernah mengatakan bahwa motif imaji estetik telah menjadi sebuah kultur dominan dari dunia informasi, mendepak rasionalitas yang memilah-milah setiap wilayah kehidupan.

Sehingga, keindahan, kesenangan, dan prestise merupakan unsur yang sangat penting untuk dimiliki, dan kesemuanya itu jelas merupakan citra imajinatif. Logikanya cenderung mengacu pada kebutuhan selera bermain (game) yang mengedepankan nuansa puitika daripada politis.

TV Nasional: Bisnis Hiburan Yang Memaksakan Diri

Kehadiran televisi (TV) memeriahkan suasana. Namun pada saat bersamaan, TV mengintervensi segenap kehidupan. Langsung atau tidak, TV turut andil dalam pembentukan konsep kepribadian, sosialisasi, dan pemaknaan budaya. TV berhasil menjadi struktur atas kehidupan masyarakat.

Momentum seperti sekarang, 24 Agustus, saat pertelevisian menginjak usia 35 tahun -(TVRI 1962-1997, RCTI 1989, SCTV 1990- bisa digunakan untuk melihat berbagai hal menyangkut TV. Pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana perkembangan dan peranan TV bagi masyarakat dan bangsa?

Memilih dengan Hati

Musim Pilkada tiba. Ratusan pasang tokoh/politisi mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung di 246 daerah di Indonesia yang digelar tahun 2010. Mereka memperebutkan jabatan Gubernur, Walikota, atau Bupati.

Tidak masalah jumlah calon kepala daerah melimpah, Selain lumrah di negara demokrasi, hal ini menjadi bukti di daerah tidak kekurangan calon pemimpin. Rakyat pun memiliki banyak pilihan, sehingga bisa leluasa menentukan pemimpin yang disukai.


Masalahnya, kuantitas sering tidak berujung pada kualitas. Melimpahnya calon kepala daerah belum menjamin terpilihnya Gubernur, Walikota dan Bupati yang mampu memajukan daerah, menyejahterakan dan menegakkan keadilan bagi seluruh rakyat.


Terbukti hingga kini masih banyak kepala daerah yang menyakiti hati rakyat. Mereka sibuk memperkaya diri dengan dengan cara korupsi, kolusi dan nepotisme. Untungnya beberapa diantaranya kini meringkuk dibalik jeruji penjara.


Transaksional


Ironisnya, realitas buram tersebut kemungkinan besar masih mewarnai hasil akhir Pilkada tahun ini. Faktor pemicunya adalah pelaksanaan demokrasi mengalami distorsi. Pilkada langsung yang seharusnya menjadi wadah ideal partisipasi rakyat untuk menentukan pemimpin daerah yang berkualitas, justru menyimpang menjadi arena transaksi material belaka.


Gejalanya cukup jelas. Tokoh-tokoh yang maju dalam Pilkada tahun ini masih didominasi oleh figur berkarakter transaksional. Mereka adalah calon-calon kepala daerah yang kepemimpinannya berbasis transaksi ekonomis demi kepentingan beberapa pihak sesuai dengan kontrak yang disepakati.


Mereka kini sibuk bertransaksi dan menggalang dana untuk memenangkan Pilkada. Sebagian dilakukan dengan cara retail, misalnya dengan memungut puluhan juta rupiah dari setiap orang yang ingin lolos seleksi CPNS (calon pegawai negeri sipil). Cara lainnya adalah dengan menerima “sumbangan” dana puluhan miliar rupiah dari para investor yang bernafsu mengeruk kekayaan daerah.


Dari usaha ini, santer terdengar ada calon kepala daerah (Bupati) yang berhasil mengantongi puluhan miliar rupiah. Bahkan, seorang Bupati yang berambisi mempertahankan jabatannya, telah mendapatkan lebih dari Rp100miliar. Dana sebesar ini, digunakan untuk kampanye, pencitraan, dan tentu saja untuk belanja suara rakyat.


Mayoritas calon kepala daerah masih menyakini, money politic (politik uang) menjadi senjata ampuh untuk memenangkan kompetisi. Tekanan ekonomi dan prinsip pragmatis sebagian besar rakyat menjadi alasan terkuat. Demi memenuhi kebutuhan biologis (perut) rakyat rela menjual murah suaranya. Transaksi politis terjadi saat rakyat menerima uang recehan dari calon kepala daerah.


Akhirnya apa yang terjadi? Berlanjutlah
kekuasan yang bercorak oligarkis dan alikasi, sehingga distribusi sumber-sumber kekayaan daerah terus dikuasai dan dinikmati oleh segelintir elite orang berduit. Mereka tidak lagi terbebani akuntabilitas, meski rakyat menderita berkepanjangan.

Kalahkan


Saya berharap kekuasaan keji tersebut tidak berlanjut. Semoga kalkulasi calon kepala daerah transaksional salah, sehingga kalah dalam Pilkada. Namun harapan ini hanya bisa menjadi kenyataan, jika mayoritas rakyat mendukung dengan menyadari kesalahan yang dibuat lima tahun silam. Rakyat mengubah sikap, lalu kembali berdemokrasi dengan benar. Berani menanggalkan logika kapital dengan menolak segala bentuk praktek politik uang.


Saatnya menghidupkan spirit suara rakyat adalah suara Tuhan. Suara rakyat yang hanya layak dipersembahkan untuk pemimpin transformatif. Yakni calon kepala daerah yang mengedepankan moralitas, mendorong nilai-nilai kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, serta memahami aspirasi dan kebutuhan rakyat.


Tidak mudah memang menemukan calon kepala daerah transformatif. Selain banyak godaan, jumlahnya sedikit. Mungkin seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Namun tidak boleh menyerah. Meski ditertawakan, saya yakin rakyat masih memiliki hati nurani. Layaknya magnet, hati nurani mampu menemukan pemimpin ideal yang tersembunyi.


Hati nurani adalah peneguh pikiran dan sikap agar rakyat selalu bertindak demi kebenaran obyektif, salah satunya memilih pemimpin transformatif. Oleh karena itu, hati nurani selalu membimbing rakyat agar memilih calon kepala daerah yang memiliki rekam jejak integritas kuat, tidak cacat moral dan hukum.


Calon kepala daerah tersebut juga memiliki kapabilitas yang mempuni dan teruji. Kemampuannya bisa dilihat sejak memaparkan program-program dan cara pelaksanannya yang realistis. Ia jauh dari permainan retorika dan obral janji yang memabukkan rakyat.


Tidak kalah pentingnya, calon kepala daerah tersebut harus memegang teguh akuntabilitas, siap bertanggungjawab terhadap segala resiko dari jalannya pemerintahan yang dipimpinnya. Ia tidak banyak berdalih dan berkeluh kesah saat rakyat berdemontrasi menagih janji. Kritikan justru dijadikan sebagai cambuk untuk meluruskan niat dan memperbaiki diri agar jalannya pembangunan benar-benar untuk kepentingan seluruh rakyat.


Akhirnya, semoga kali ini rakyat mengikuti hati nurani!

*Awi Wiyono, Pegiat Citizen Journalism


Tulisan Anda
bisa dimuat & mejeng
di koran, majalah, tabloid,
dan media massa terkenal!

Caranya klik banner di bawah ini:

Pilihan Tepat Penulis Hebat


Ikuti strategi jitunya,
tulisan Anda
pasti cepat dimuat
di media massa ternama!
Ratusan ribu...
bahkan jutaan rupiah
masuk ke rekening bank Anda.


Savior Ketoprak

Ketoprak is marginalized. Invasion of modern culture and art successfully positioned the traditional art Ketoprak at the lowest culmination in the market appetite Indonesia's creative industries. Ketoprak can only survive in the periphery, both geographically, socially, and, economically.

As a result, Ketoprak accessible only in the periphery areas, such as rural communities north coast of Java (Pantura). Fans were segmented on the lower middle class, which Ketoprak seemed destined as the marginal performer.

The loyalty of the proletariat against Ketoprak also be the last defense for the existence of this traditional art. Substantiality of this relation can be maintained well, because they enter Ketoprak into the spiritualism realm. Ketoprak existence becomes part of the customary ritual blessing and protection petition to God.

Each region has different terms in the customary ritual called. Pantura society, especially in Rembang, called Sedekah Bumi (Earth Alms) and Sedekah Laut (Sea Alms). Celebrations Earth and Sea Alms is mandatory once a year.

The majority of the hundreds of hamlets (villages) in Rembang celebrate the Earth and Sea Alms by enacting Ketoprak . So naturally, when almost every week, even every day people can watch the Ketoprak artists showing action.

Ketoprak artist moving from hamlet (village) one to the other hamlet (village) to bring the beauty of Ketoprak values to the community. They always follow the movement of current staging demand.

There are many groups that frequently perform in Rembang. According to the writer's observation for several months, the group comes from Rembang and Pati, example Wahyu Manggolo, Songgo Budoyo, and Kridho Carito.

They started matinee at 12.30-16.30 WIB, and continued performing tonight at 20.30-03.00 WIB. But take your time using a high standard of judging their performance. Their performance art still have not been up like its heyday. Starting from the stage, lighting, gamelan, make up, until the story line was all simple.

Absence of Tobong or a representative venue to drawback maximizing their actions. Even Songgo Budoyo (ketoprak group) gig at the Jeruk village, would appear under the shade of large trees. Open to the sky, playing gamelan musicians hoping it did not rain. Luckily the rain drove the trainer overcast, so the Ketoprak artists can expression calm until the play ended.

However, any simple Ketoprak group's performance, it still captivate people. The proof, spectators crowded to appreciate Wahyu Manggolo performance in Pulo Village. The crowd had a chance to make bad arena across the street Ketoprak show it.

When observed, reality the relationships of indigenous rituals and Ketoprak that can be momentum for the Ketoprak revival. Means recognized or not, traditional rituals proved to play a major role in saving or at least give a fresh breath for Ketoprak order to live longer.

The fact must be understood by the Ketoprak artists, lovers community, and the Government. Ketoprak artists should seize opportunities that are siding with them. No matter how large, traditional ritual celebrations has been given the power or energy for survival. They should be able to maximize the energy to improve themselves in order to appear more creative and innovative, performance art and good business management.

Not to obscure the ideal values of the message, the Ketoprak artist must be able to synergize modern pop and traditional art to appearance up date. Many elements of modern pop art can be to beautify Ketoprak packaging.

Moreover, the accumulation Ketoprak from various branches of art, like dance, music, song, comedy, and theater. All of these alloys can be accepted by the public appetite is now so long as the image presented in a mixture of entertainment to fit the aesthetic.

Skill mix of art has always been a challenge for Ketoprak artists present and future. Who are responsive, they will succeed in penetrating back into the vortex of creative industries that is now being sounded.

Ketoprak rescue also requires community support. In this context, Rembang public attitudes deserves appreciation. They were on the right track, as the ritual celebration of Earth and Sea Alms choose Ketoprak performed compared to other entertainment performances.

Attitudes and actions of this Rembang community must be continued. If you need custom figures uniting the village's commitment to always display the Ketoprak as entertainment in every customary ritual Earth and Sea Alms. Such commitments would have to maintain the existence Ketoprak anytime.

It is not easy to realize that commitment. Surely many obstacles. In addition to the belief of reasons, accidents can come from things that are technical, especially those related to funding. Each country does have limited financial capabilities. Currently it takes about Rp10 million to stage Ketoprak.

That funding constraints can be overcome by mutual cooperation. Villagers can raise funds by way of contributions and seeking sponsors. Seeing the number of Ketoprak spectators, there must be companies that want to play Ketoprak. This solution is proven by the Pandean villagers when performing Kridho Carito Ketoprak recently.

Rembang District Government support is of course very needed. Governments must continue to provide guidance and empowerment of the Ketoprak artists. This guidance is important for the Ketoprak artists regeneration. In addition, governments need to increase the theater facilities, which could spur the development of traditional arts, Ketoprak especially.

The government also must make a breakthrough in the form of events that reverberate large. Celebration of traditional rituals, such as Syawalan or Lebaran Ketupat celebration may be event staging a variety of traditional arts, including Ketoprak.

Finally, exposure is only uncover a case about the role of traditional rituals that can maintain the existence of traditional arts Ketoprak. Customary ritual celebration in other areas would also be to save the other traditional arts, such as the Wayang Kulit and Ludruk. Provided, local communities committed to enter the traditional arts to be part of the customary ritual celebration area. Can? (Awi Wiyono, Citizen Journalist)



Optimalisasi Perpustakaan Digital



Perpustakaan digital menjadi salah satu icon modernitas. Daerah yang giat membangun citra modern, pasti membuat perpustakaan digital. Mereka menyulap perpustakaan kovensional menjadi perpustakaan yang menggunakan komputer, internet, intranet, dan teknologi informasi lainnya, untuk menjalankan menajemen pelayanan, pencarian, penciptaan, dan penyimpanan data-data informasi dan pengetahuan.

Salah satu daerah yang bergairah membangun citra modern adalah Kabupaten Rembang. Termotivasi memiliki kota metropolis, pemerintah daerah penghasil garam ini melengkapi Perpustakaan Umum Daerah dengan perpustakaan digital (digital library). Hebatnya, digitalisasi perpustakaan ini menjadi yang pertama di Jawa Tengah, sehingga sering menjadi rujukan daerah lain untuk menirunya.

Perpustakaan Digital Rembang diresmikan pada Agustus 2008. Perpustakaan ini menggunakan teknologi Ganesha Digital Library (GDL) dari Institut Teknologi Bandung (ITB), serta mengoleksi 7.450 data digital. Koleksi ini terdiri dari 500 buku non free, 500 buku free, 1000 makalah akademik, 5000 tutorial bebas, 250 peraturan perundang-undangan, 100 jurnal, dan 100 majalah. Untuk mengakses data-data digital ini, disediakan 12 komputer yang terjalin dengan jaringan internet.

Ada 10 pegawai yang bertugas di perpustakaan yang berlokasi di Kompleks Taman Rekreasi Pantai Kartini ini. Seorang petugas cukup mumpuni dalam pengoperasian dan perawatan jaringan komputer dan internet. Sayang, tidak seorang pun dari mereka yang berlatarbelakang pustakawan.

Perpustakaan digital Rembang melayani pengunjung umum secara gratis mulai dari jam 7.30-16.00 WIB. Ada rencana, pengelola akan memperpanjang waktu pelayanan hingga malam hari.

Murah

Membuat perpustakaan digital sebenarnya wajar saja di era sekarang. Selain mudah, biayanya murah. Seorang petugas Perpustakaan Digital Rembang mengakui, digitalisasi perpustakaan tidak membutuhkan dana besar.

Pakar Teknologi Informasi (Information technology/IT) Onno W. Purbo pernah memaparkan keefisienan perpustakaan digital untuk me-manage informasi dan pengetahuan. Melalui buku berjudul Filosofi Naif Kehidupan Dunia Cyber Onno menjelaskan, perpustakaan digital secara sederhana terdiri dari sebuah server Web yang menjalankan aplikasi untuk memanajemeni dokumen. Program server Web yang banyak digunakan adalah Apache yang merupakan public domain yang dapat diperoleh secara gratis di Internet.

Untuk menjalankan manajemen dokumen/buku elektronik dibutuhkan program basis data, biasanya menggunakan MySQL yang bisa diperoleh gratis dari Internet. Bagi pengguna Linux baik Apache maupun MySQL, biasanya sudah tersedia secara gratis di CD distribusi Linux.

Semua program gratisan itu kemudian dipadu dengan program untuk berinteraksi antara pengguna, pustakawan, mesin Web, dan basis data. Salah satu jenis program ini adalah GDL yang dikembangkan oleh Knowledge Management Research Group (KMRG) di ITB kmrg@kmrg.itb.ac.id.

Program GDL bisa untuk membangun perpustakaan digital dan jaringan antar perpustakaan untuk membentuk knowledge infrastructure. GDL ini pun dilepas gratis ke public domain, sehingga setiap orang dapat meng-copy program dan source code-nya.

Optimalisasi

Namun dalam prakteknya ternyata tidak mudah dan murah. Operasionalisasi perpustakaan digital sering terhambat karena kekurangan dana. Sebagai contoh kasus, pelaksanaan Perpustakaan Digital Rembang. Selain belum ada pengelola yang profesional, kekurangan dana operasional masih menjadi alasan utama buruknya pelayanan perpustakaan digital ini.

Selama beberapa bulan mengamati pelayanan Perpustakaan Digital Rembang, saya belum merasakan budaya virtual mendominasi sistem pelayanan. Sistem kerja perpustakaan konvensional masih menjiwa dalam aktivitas keseharian perpustakaan digital ini.

Minimnya budaya virtual ini berkorelasi erat dengan belum optimalnya digitalisasi perpustakaan. Hampir setiap hari terjadi gangguan teknis. Jaringan komputer dan internet tidak berjalan baik. Selain lambat, jaringan internet sering ngadat. Pernah dalam beberapa bulan jaringan internet terputus karena ada perangkat vital yang rusak.

Ironisnya, petugas teknis tidak bisa segera memperbaiki karena tidak ada anggaran, meski dana yang dibutuhkan kecil. Gangguan teknis ini mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna perpustakaan digital. Mereka tidak bisa cepat mengakses data-data digital yang dibutuhkan.

Kekecewaan ini memicu penurunan jumlah pengunjung perpustakaan. Awalnya kehadiran perpustakaan digital berhasil memikat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan. Sejak jaringan internet sering terganggu, jumlah pengunjung menurun drastis. Menurut data di buku tamu, jumlah pengunjung tinggal sekitar 50 orang setiap hari. Minimnya jumlah pengunjung perpustakaan ini bisa menjadi masalah serius karena membahayakan program mencerdaskan bangsa.

Untuk itu, pemerintah setempat harus segera melakukan optimalisasi fungsi perpustakaan digital. Caranya dengan meningkatkan alokasi dana rutin sehingga cukup untuk operasionalisasi perpustakaan digital selama setahun.

Selain itu, segera melakukan rekruitmen pustakawan untuk membenahi manajemen perpustakaan, sehingga perpustakaan digital kembali berfungsi ideal, yakni untuk mencerdaskan masyarakat, bukan sekedar untuk asesoris keindahan kota. (Awi Wiyono, Pecinta Perpustakaan, Pegiat Citizen Journalism.)

Waiting Lasem Batik Museum

Rembang District government will build a museum of batik in Lasem. Funds budgeted for the realization of the batik museum Rp2billion and targeted to be operational next year (2010).

The museum will collect ancient objects related to the history of Lasem Batik. The number of evidence and historical records in Lasem Batik, because the city district is located 12 Km east of the Rembang city, always known as a Pesisiran Batik industrial center.


The presence of appropriate Lasem Batik Museum awaited, because existence will complement the batik museum which has been established, such as the Pekalongan Batik Museum, Danarhadi Batik Museum, Solo, and Joglo Cipto Wening Batik Museum, Yogyakarta.

Community will gain much benefit from the existence of Lasem Batik Museum. At least people got one more institution that has many functions, such as documentation centers, scientific research, distribution of knowledge, enjoyment of works of art, culture introductions among regions and nations, attractions, culture and wildlife.

But the problem, people are less interested in visiting the museum. Image slums museum became one of the causes. According to archaeologist from the University of Gajah Mada (UGM) David Aris Tanudirjo, since the majority of regional autonomy from the museum's 286 provincial and district / city lots that are not maintained. Naturally, if people are reluctant to visit this cultural institution.

Modern Gallery

The question is, whether the Lasem Batik Museum same fate later became part of the museums are slums? I hope not. For that, the Lasem Batik Museum must be present in the format art gallery or modern art museum.

Lasem Batik Museum course must meet many requirements to be a gallery or modern art museum. Referring to the opinion of former Director General of Culture Edi Sedyawati, the basis for a modern art museum is a large collection of antiques of quality. This means, Lasem Batik Museum must have a large collection of ancient batik high artistic value.

For example, Danarhadi Batik Museum collects more than 10,000 high-quality ancient batik. This museum can take turns showing off thousands of antique batik collection, so that people do not get bored visit. Well, how about a collection of antique batik will be exhibited at the Lasem Batik Museum? Expected to exceed Danarhadi Museum collection.

Modernity art museum is identical to the effectiveness of governance. Referring Museologi expert opinion from the University of Indonesia (UI), Prof.. Dr. Magetsati Nurhadi, modern museum must be managed by people who are reliable in terms of preservation.

That is, the manager of the Lasem Batik Museum must have the competence and administrative management skills so they can work effectively in the physical maintenance and administration of the various collections of antiquities it.

Support the administrative order, the Lasem Batik Museum need to use information technology systems and installing modern equipment, such as hidden cameras (CCTV) and microradio to secure the collection of batik. This is important because these days many cases of theft of ancient objects valuable museum collections.

Lasem Batik Museum also need to appear in a virtual museum format (cyber museum). This step is to address the public daily phenomenon that began to familiar with the global information technology and internet media.

Director of Art House Semarang Tubagus P Svarajat once said, is a virtual museum with a solution futurisik perspective. Virtual museum if designed attractive, interactive, with application interfaces is comfortable, can bring in visitors from anywhere, because the range of distance and time no longer an obstacle.

However, the Lasem Batik Museum still have to appear conventional. All these elements of modernity, the museum should remain packaged in the elegant architecture of the building that stood at strategic locations, so that people like and easy to access.

The most important factor, modernity museums should be supported by human resources (HR) quality. Lasem Batik Museum Manager must have the skills and academic abilities. They must be able to make work programs are easy to attract qualified many visitors.

To improve the quality of prospective managers Lasem Batik Museum, now they should be diligently honed skills by learning museologi in related institutions and museums have developed batik.

It's good they made study visits to the Pekalongan Batik Museum and the Danarhadi Batik Museum. Aim to get the right practical experience to develop the Lasem Batik Museum.

Not mean ignore the regional character, Batik Lasem Museum managers should adopt a management paradigm Pekalongan Batik Museum and Danarhadi Batik Museum. Both are worthy of batik museum guides, because they were considered successful a museum batik able to answer the challenges of the times.

Involve Public

Making the Modern Lasem Batik Museum require substantial funds. Factors funds often make a loss due to Rembang regency budget constraints. For that, the Government needs to open up with a way to involve the public in the management of Lasem Batik Museum.

The government needs to implement a participatory management paradigm or system consortium. This means that the government involve the community, particularly among investors, the management of Lasem Batik Museum. Government and private sector collaboration will be more effective to develop Lasem Batik Museum.

The presence of Lasem Batik Museum facilitate investors get funds that facilitate the implementation of all programs work. Finally, the museum management work not only deals with the collecting function ancient objects, but also synergize the function of education, research, tourism, entertainment, and business, making it easier for the public's attention.(Awi Wiyono, Suara Merdeka, August 27,2009)

Jaga Keaslian Lontong Tuyuhan



Lontong Tuyuhan layak menjadi ikon wisata kuliner Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kelezatan makanan tradisional asal Tuyuhan Kecamatan Pancur ini mampu memuaskan hasrat kuliner wisatawan.

Wajar jika bisnis Lontong Tuyuhan kian berkembang pesat. Keberadaan mereka tidak lagi terkonsentrasi di Tuyuhan, tetapi sudah menjalar ke desa-desa lain, terutama di Pereng Pancur.


Penjual Lontong Tuyuhan juga merambah kota. Hampir setiap area strategis di pusat kota Rembang, terlihat banyak penjual Lontong Tuyuhan. Beberapa diantaranya berjualan di sekitar alun-alun kota mulai petang hingga tengah malam.

Sayangnya, perkembangan Lontong Tuyuhan mulai diterpa sentimen negatif. Masyarakat menyangsikan keaslian Lontong Tuyuhan. Muncul kecurigaan, racikan bahan dan bumbu Lontong Tuyuhan telah menyimpang dari pakem resep leluhur mereka.

Indikasinya, lidah masyarakat merasakan ada penurunan kelezatan khas Lontong Tuyuhan. Syaraf perasa masyarakat sudah terganggu oleh keuletan daging ayam dan kehambaran kuah sayur Lontong Tuyuhan.

Menurunnya kualitas Lontong Tuyuhan diduga akibat banyak pedagang tidak menggunakan ayam kampung sebagai bahan utama masakan. Mereka menggantinya dengan ayam Ras, seperti ayam petelur .

Kenaturalan bumbu sayur Lontong Tuyuhan juga jauh berkurang karena diganti bumbu dan penyedap rasa instan. Bumbu-bumbu alami, seperti jinten, kemiri dan bawang, tidak lagi mendominasi rasa sayur santen Lontong Tuyuhan.

Trend penurunan kualitas Lontong Tuyuhan ini harus dihentikan. Jika tidak, citra kelezatan khas Lontong Tuyuhan akan lenyap, sehingga Lontong Tuyuhan tidak layak lagi menjadi ikon wisata kuliner Rembang.

Cara efektif untuk mengembalikan citra kelezatan khas Lontong Tuyuhan adalah dengan kembali ke resep asli warisan leluhur mereka, serta menjaga keasliannya hingga kapan pun.

Perlu ditegaskan, subtansi menjaga keaslian Lontong Tuyuhan bukan bertujuan agar sedap dipandang mata, tetapi demi kepuasan lidah. Lontong Tuyuhan boleh-boleh saja tampil dengan format tradisional, seperti menggunakan baskom dan angkring, sehingga terkesan klasik nan etnis.

Namun jangan sekali-kali memanipulasi rasa. Keunikan Lontong Tuyuhan terletak pada kekhasan rasa ayam kampung berbumbu alami. Syaraf lidah teramat mudah mendeteksi kejanggalan, saat Lontong Tuyuhan berubah rasa. Jadi, segeralah berbenah sebelum selera wisatawan berubah, beralih ke menu masakan lain.

*Awi Wiyono, Pegiat Citizen Journalism

Mal di Arus Politik Rembang




Pembangunan mal atau pusat perbelanjaan tidak selalu berkutat di ranah ekonomi. Ada kalanya pendirian mal diseret ke arena politik. Stigma kapitalisme mal sering dijadikan senjata untuk melunturkan citra populis lawan politik. Kepala Daerah yang rajin membangun mal diasosiasikan sebagai Gubernur/Bupati yang tidak berpihak pada rakyat kecil, sehingga tidak layak untuk dipilih lagi.

Skema politisasi pembangunan mal itu kini memanaskan suhu politik Kabupaten Rembang menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang digelar 26 April 2010. Beberapa tokoh yang berniat maju sebagai calon bupati sengaja memanfaatkan rencana pembangunan mal di area parkir Taman Rekreasi Pantai Kartini (TRPK) ini untuk memudarkan popularitas Bupati Rembang Moch. Salim (Salim) yang ikut berkompetisi lagi memperebutkan jabatan bupati untuk periode tahun 2010-2015.

Selain Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P) dan Fraksi Bintang Keadilan (FBK), ada dua tokoh yang bersuara lantang di media massa, menolak rencana pembangunan mal ini. Mereka adalah Wakil Bupati Rembang Yaqut Cholil Qoumas dan bakal calon bupati dari jalur independen Yahya Amin.

Inti penolakan mereka adalah secara sosial, kultural, dan ekonomi masyarakat Rembang dinilai belum siap menerima ekses dari keberadaan mal. Mal yang berkarakter kapitalis akan mematikan kehidupan ekonomi rakyat kecil. Mal juga hanya akan menumbuhkan budaya konsumerisme yang sangat bertentangan dengan program ekonomi kerakyatan.

Pernyataan mereka memang terkesan membela kepentingan rakyat kecil. Namun sesungguhya, pernyataan itu masih berupa retorika yang lumrah muncul disaat penyelenggaraan Pilkada. Menggemakan statement pro rakyat kecil hanyalah cara klasik untuk mencari simpati rakyat.

Sah-sah saja bakal calon bupati membangun opini publik memperpopulis citra diri. Namun mereka tidak boleh gegabah dalam menggulirkan issue untuk menyerang lawan politik. Sebab jika salah momentum, issue itu justru menjadi blunder yang merugikan citra mereka sendiri.

Lalu pertanyaannya, apakah penolakan rencana pembangunan mal ini efektif untuk memoncerkan citra populis bakal calon bupati itu dan sekaligus meredupkan citra populis calon bupati incumbent Moch. Salim?

Sulit

Mencermati realita politik terkini Rembang, politisasi rencana pembangunan mal tersebut sulit menembus kelemahan Salim. Isu penolakan mal tidak cukup kuat untuk membentuk opini publik yang mampu memudarkan citra populis calon bupati yang diusung oleh Partai Demokrat ini.

Mengapa? Program empat pilar yang digulirkan Salim mampu memenuhi harapan rakyat miskin Rembang. Selama lima tahun program ini dijalankan, mayoritas rakyat miskin Rembang merasa terbantu oleh kebijakan populis semacam sekolah dan berobat gratis.

Rakyat juga menilai positif gencarnya pembangunan infrastruktur, seperti perbaikan jalan hingga ke pedesaan, pembangunan embong untuk irigasi pertanian, dan perluasan pelabuhan untuk mempelancar pendaratan ikan nelayan. Rakyat pun tidak mungkin menutup mata adanya program pemberdayaan ekonomi rakyat, semacam PNPM Mandiri.

Keberhasilan program empat pilar membuat citra populis Salim sulit terhapus dari memori mayoritas rakyat Rembang. Artinya, figur kepemimpinan Salim masih dipercaya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah penghasil garam ini.

Jadi seandainya pendirian mal direalisasikan, citra populis Salim tetap terjaga. Dengan kata lain, penolakan pendirian mal tidak efektif untuk melawan arus politik calon bupati yang berlatar belakang pengusaha ini.

Alur logikanya begini, adanya kepercayaan dari rakyat pasti meningkatkan daya pengaruh Salim. Kekuatan pengaruh akan mengefektifkan upaya Salim menyampaikan pesan untuk memenuhi harapan pemilih yang mayoritas berkarakter pragmatis.

Pesan yang pasti disuntikkan Salim ke memori pemilih pragmatis adalah pembangunan mal dijadikan bagian dari program peningkatan ekonomi rakyat, terutama untuk memperluas lapangan pekerjaan dan pengembangan pemasaran produk-produk asli Rembang, seperti batik, sirup kawis, dan ikan laut olahan.

Pesan yang sarat harapan ini tentu mampu mengikis stigma kapitalisme mal. Citra mal berubah menjadi pusat perbelanjaan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Akhirnya, kehadiran mal bisa diterima karena menjadi bagian dari solusi untuk memajukan perekonomian rakyat.

Nah, jika opini publik sudah terbentuk seperti itu, Salim akan memilih wakil yang bertipe pemimpin Solidarity Maker (penggalang dukungan), maka ia pun siap mendulang mayoritas suara rakyat!

Meski demikian, Salim bukannya tidak memiliki kelemahan. Masih ada celah yang bisa digunakan bakal calon bupati lain untuk mengalahkannya. Salah satu cara yang momentumnya paling tepat adalah menggulirkan issue kasus korupsi.

Hanya masalahnya, adakah bakal calon bupati lain yang memiliki bukti valid dan berani mengungkapkan ke publik, bahwa calon bupati incumbent melakukan tindak pidana korupsi? Kita tunggu saja. (Awi Wiyono/Citizen Journalist)

Memberdayakan Petani Siwalan



Perdagangan Siwalan di Rembang, Jawa Tengah, selalu marak selama bulan Ramadan. Mayoritas pedagang Siwalan mengalami peningkatan omset penjualan secara signifikan.

Menurut pengakuan beberapa petani/penjual Legen di Kecamatan Sulang, dalam sehari mereka bisa menjual Legen lebih dari 20 botol berukuran 1 liter. Harga sebotol Rp4000, sehingga dalam sehari mengantongi keuntungan sebesar Rp80.000 atau sebulan Rp2,4juta.

Pendapatan itu masih ditambah laba dari hasil penjualan buah dan gula Siwalan. Mereka menjual buah Siwalan dengan harga Rp4000 per sepuluh biji dan gula Siwalan dihargai Rp10.000/Kg.

Melonjaknya omset penjualan ini karena meningkatnya permintaan Legen Siwalan oleh mayoritas Umat Islam Rembang. Setiap hari mereka membeli Legen, karena minuman nira dari pelapah buah Siwalan ini menjadi minuman utama untuk berbuka puasa.

Legen yang manis rasanya ini memang baik untuk sumber energi, karena bisa cepat memulihkan tenaga yang terkuras setelah seharian beraktivitas seraya menahan lapar dan dahaga. Legen juga bisa untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit Maag.

Bisa Maju

Sekilas pendapatan petani/penjual Siwalan tersebut terlihat menggiurkan. Namun pertanyaannya, bagaimana kinerja mereka di luar bulan Ramadan? Mayoritas menjawab, biasa saja! Maksudnya, omset dari penjualan Legen tidak sebagus saat bulan suci ini. Sehari mereka hanya bisa menjual sekitar 6 botol. Harganya pun bisa jauh lebih rendah dari Rp4000.

Pantas saja, kerja para petani/penjual Siwalan ini terlihat seperti usaha sampingan. Keberadaan Siwalan dan produk turunannya seakan hanya menjadi pemanis di bulan Ramadan. Legen dan buah Siwalan hanya berfungsi sebagai takjil yang hilang kala bulan Ramadan usai.

Padahal, jika budi daya Siwalan dilakukan dengan lebih serius, tidak mustahil hidup mereka bisa jauh lebih maju dan sejahtera, sebab Siwalan memiliki potensi ekonomi yang besar.

Sudah saatnya masyarakat Rembang mengangkat potensi ekonomi Siwalan. Keberadaan Siwalan dan produk-produk turunanya tidak seharusnya hanya marak saat bulan Ramadan, tetapi juga harus bisa booming di hari-hari biasa.

Salah satu cara untuk mengangkat potensi Siwalan adalah dengan mengembangkan agroindustri Siwalan. Kolaborasi peran pemerintah, pengusaha, dan petani bisa merealisasikan harapan indah ini.

Optimisme tersebut bukan tanpa dasar. Banyak faktor yang memungkinkan agroindustri Siwalan berkembang di Rembang. Faktor alam sangat menunjang bagi ketersediaan bahan baku. Iklim yang kering dengan curah hujan rata-rata 63-117 hari/tahun, sangat kondusif untuk pembudidayaan Siwalan (Borassus flabellifer).

Rembang juga memiliki lahan luas untuk menanam pohon Siwalan yang sering juga disebut pohon Lontar ini. Menurut data Dinas Perkebunan Rembang yang pernah dikutip Suara Merdeka, setidaknya ada lahan seluas 3.100 hektar yang bisa digunakan untuk menanam Siwalan.

Lahan tersebut menyebar di beberapa kecamatan, diantaranya di Kecamatan Rembang, Sulang, Sumber, dan Kaliori. Sayangnya, baru sebagian kecil dari luas lahan itu yang sudah dimanfaatkan untuk menanam pohon Siwalan.

Dari data Dinas Perkebunan terungkap, total areal tanaman Siwalan di Kabupaten Rembang baru mencapai 565 hektar. Di lahan ini tumbuh sekitar 67.172 pohon Siwalan. Jumlah produksi buahnya baru mencapai sekitar 1.292.800 gelondong/tahun dan Legen sekitar 13.672.100 liter/tahun. Legen sebanyak itu bisa digunakan untuk membuat gula Siwalan (sejenis gula Merah) 996.300 kg/tahun, dengan asumsi rata-rata rendemen gula 20%.

Berarti, masih ada lahan seluas 2.539 hektar yang bisa digunakan untuk menanam Siwalan. Optimalisasi penggunaan lahan ini penting untuk melipatgandakan hasil produksi Siwalan yang sekarang.

Rembang juga memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi. Petani Siwalan yang berjumlah 2.964 orang bisa menjadi modal awal untuk mengembangkan agroindustri Siwalan.

Kewajiban pemerintah adalah menggerakkan tenaga ahli untuk terus membina para petani agar mampu membudidayakan Siwalan yang hasilnya sesuai dengan kebutuhan industri, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Maksudnya, hasil kinerja petani harus mampu menjaga ketersediaan Siwalan untuk mengatasi hambatan musim, sehingga bisa menjamin kontinuitas produksi agroindustri Siwalan. Sementara kualitas Siwalan diperlukan agar hasil produksi agroindustri mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional.

Selanjutnya, pemerintah harus mengundang dan membuka jalan bagi masuknya investor dan pengusaha yang memiliki kompetensi terhadap pengolahan hasil perkebunan Siwalan.

Tugas dari pengusaha adalah membuat pabrik pengolahan yang bertujuan mengubah Siwalan menjadi produk yang mudah diangkut, tahan lama, dan diterima konsumen.

Akhirnya, bukan mustahil bila nantinya Siwalan berubah menjadi aneka produk kemasan, baik berupa makanan maupun minuman ringan. Pangsa pasarnya pun bisa lintas daerah bahkan negara. (Awi Wiyono, Citizen Journalist),

Batu Seribu Need New Image



Natural Sightseeing Batu Seribu (Thousand Stone) Sukoharjo, Central Java, has not succeeded in becoming the main destination of tourists. Since it was built early 1990s, the tourist attraction located in the village of Gentan, Bulu District, has not been able to attract many visitors.

Minimal number of the Batu Seribu visitors looking at holiday Idul Fitri in 2009. According to the official ticket seller, Batu Seribu visited around 1500 people at Lebaran holidays. On ordinary days, only 50-60 people visited. As a result, Batu Seribu has not relied upon as a local revenue sources.

Batu Seribu local revenue sources potential backers. Batu Seribu value is the exotic natural beauty, because combining elegance mountains, valleys, forests, and spring. The beauty is more alive when associated with a legend or myth that is believed true by the local community, such as the story of Bandung Bondowoso, Umbul Pacinan, and Sendang Ayu.

But the beauty of Batu Seribu erased by poor maintenance. Many recreational facilities are rusted and broken. Several large trees uprooted blocking the road to Batu Seribu area. Freshness of the first source of water flowing nicely, now clogged with garbage.

Batu Seribu also minimal recreational facilities, especially the modern recreational facilities are appreciated by the public. In addition to natural, Batu Seribu now only rely on one swimming pool.

Sukoharjo District Government should immediately enhance Batu Seribu. The way to revitalize the recreational facilities and create new image, so Batu Seribu has strong appeal.

Nothing wrong with the manager again to identify and explore the unique potential of Batu Seribu. The uniqueness can be derived from elements of the beauty of mountains, valleys, forests, spring, or the myth that there is. The most unique elements to be as a mascot to build a new image, the image is able to reinforce the differentiation with other local attractions.

Then the managers add and improve recreational facilities that match the new image. All of these recreational faslitas course must be polished with a touch of beauty and art for the Batu Seribu cleanness guaranteed, so attractive and comfortable place to visit. (Awi Wiyono/Kompas, December 1,2009)

Uniqueness Sells Dampo Awang Beach



Kartini Beach Recreation Park (KBRP) Rembang, Central Java, now called Dampo Awang Beach. This new name emerged after the government Rembang District gave attractions management rights are to the private sector. The purpose of this new labeling is to create the image that can only increase the number of tourists visit.

Giving a new name to be reasonable Dampo Awang Beach is because it is part of a strategy to improve the image if a helpless attractions pull anymore. However, change of name can not be done lightly. The new name should be more representative of those attractions so as not to obscure the image you want to achieve.

Then, if Dampo Awang Beach proper name? Is not the name of Kartini more familiar to the community because it has a close history? Managers do have a more detailed reasons. However, if the reason for the historical factors, Kartini name is more powerful to positive value support for the image of tourists.

RA Kartini name more represent Rembang. Note the journey of life is the emancipation of women fighters became part of Rembang history. Historical evidence now enshrined in the Museum and the Mausoleum of Kartini so that the existence of KBRP to be a part of Rembang history. So, Kartini brand are even more tourists compelling.

However, if the new name to create differentiation with other coast, the Awang Dampo name more effective. During this happens biased information, each called Kartini Beach, the attention of tourists led to the Kartini Beach in Jepara. Dampo Awang Beach name became a clear distinction between the beach in Rembang and Jepara.

In addition to the new name, the success of image improvement Dampo Awang Beach determined by the revitalization of tourism facilities offered to tourists. The better tourist facilities, the chance of visiting many tourists.

Recreational facilities that could long be maintained, but needs to be packed more variatif. New facility should have value added and has a characteristic that distinguishes the facilities in other regions attractions.

However, any facility which will be added, there should be a confirmation of the identity associated with Dampo Awang. As a mascot, the uniqueness should Dampo Awang'll enjoy the tourist sites that reinforce the differences with other coastal attractions.

There are currently only Dampo Awang anchor on display at the beach pavilion. Far more interesting if the manager display historical objects Dampo Awang other relics, such as boat Dampo Awang. If not possible, managers can create and install a replica. It is also important to create a mini museum displaying trinkets associated with Dampo Awang. (Awi Wiyono/ Kompas, July 28,2009)


Penyelamat Ketoprak



Kesenian tradisional Ketoprak sedang termarginalisasi. Serbuan seni budaya modern berhasil memposisikan Ketoprak di titik kulminasi terendah di dalam selera pasar industri kreatif Indonesia. Ketoprak hanya bisa bertahan di wilayah periferi, baik secara geografis, sosial, maupun, ekonomi.

Akibatnya, Ketoprak hanya mudah ditemui di wilayah-wilayah pinggiran, seperti masyarakat pedesaan pantai Utara Jawa (Pantura). Penggemarnya pun tersegmentasi pada kelas menengah ke bawah, sehingga Ketoprak seakan ditakdirkan sebagai penghibur kaum marginal.

Loyalitas kaum proletar terhadap Ketoprak juga menjadi pertahanan terakhir bagi eksistensi kesenian tradisional ini. Kekukuhan relasi terhadap Ketoprak ini bisa terjaga baik, karena mereka memasukan Ketoprak ke dalam ranah spiritualisme. Eksistensi Ketoprak menjadi bagian dari ritual adat permohonan berkah dan perlindungan kepada Tuhan.

Setiap daerah memiliki istilah berbeda dalam menyebut ritual adat tersebut. Ada daerah yang menyebut Rasulan. Masyarakat Pantura, khususnya di Rembang, menyebutnya Sedekah Bumi dan Sedekah Laut. Perayaan Sedekah Bumi dan Sedekah Laut ini wajib dilakukan sekali dalam setahun.

Mayoritas dari ratusan dukuh (desa) di Rembang merayakan Sedekah Bumi dan Sedekah Laut dengan mementaskan Ketoprak. Jadi wajar, bila hampir setiap minggu, bahkan setiap hari masyarakat bisa menyaksikan para seniman Ketoprak mempertontonkan aksinya.

Sesering itu pula para seniman Ketoprak membongkar pasang panggung, berpindah dari dukuh (desa) satu ke dukuh (desa) lain untuk mendekatkan keindahan nilai-nilai seni Ketoprak kepada masyarakat. Pergerakan mereka selalu mengikuti arus permintaan pementasan.

Ada banyak group Ketoprak yang sering pentas di Rembang. Menurut pengamatan penulis selama beberapa bulan, group Ketoprak tersebut berasal dari Rembang dan Pati, diantaranya Wahyu Manggolo, Songgo Budoyo, dan Kridho Carito.

Mereka memulai pertunjukan siang pada jam 12.30-16.30 WIB, dan dilanjutkan pentas malam pada jam 20.30-03.00 WIB. Namun jangan terburu memakai standar tinggi saat menilai penampilan mereka. Performance art mereka masih belum maksimal seperti masa kejayaannya. Mulai dari tata panggung, pencahayaan, gamelan, make up, hingga alur cerita masih serba sederhana.

Belum adanya tobong atau tempat pertunjukan yang representatif menjadi aral maksimalisasi aksi mereka. Bahkan Group Ketoprak Songgo Budoyo saat manggung di Desa Jeruk, rela tampil di bawah pohon besar yang rindang. Beratapkan langit, para niyaga memainkan gamelan seraya berharap hujan tidak turun. Untungnya pawang hujan berhasil mengusir mendung, sehingga para seniman Ketoprak ini bisa tenang berekspresi hingga pementasan berakhir.

Namun sesederhana apapun penampilan group Ketoprak itu, ternyata masih memikat hati masyarakat. Buktinya, penonton berjubel saat Wahyu Manggolo pentas di Desa Pulo. Kerumunan penonton sempat membuat macet jalan yang melintas arena pertunjukan Ketoprak tersebut.

Bila dicermati, realita relasi ritual adat dan Ketoprak tersebut bisa menjadi momentum bagi kebangkitan Ketoprak. Artinya diakui atau tidak, ritual adat terbukti mampu berperan besar dalam menyelamatkan atau minimal memberikan nafas segar bagi Ketoprak agar bisa hidup lebih lama.

Kenyataan tersebut harus dipahami oleh para seniman Ketoprak, masyarakat pecinta Ketoprak, dan Pemerintah. Para seniman Ketoprak seharusnya menangkap peluang yang sedang berpihak pada diri mereka. Seberapapun besarnya, perayaan ritual adat telah memberikan kekuatan atau energi bagi kelangsungan hidupnya. Mereka harus bisa memaksimalkan energi tersebut untuk memperbaiki diri agar bisa tampil lebih kreatif dan inovatif, baik performance art maupun manajemen bisnisnya.

Tanpa bermaksud mengaburkan nilai-nilai ideal pesan yang ingin disampaikan, para seniman Ketoprak harus bisa mensinergikan seni pop modern dan tradisional untuk memperkini penampilan. Banyak unsur seni pop modern yang bisa untuk mempercantik kemasan Ketoprak.

Apalagi, Ketoprak adalah akumulasi dari berbagai cabang seni, seperti tari, musik, lagu, komedi, dan theater/drama. Semua paduan ini bisa diterima oleh selera masyarakat sekarang asalkan disajikan dalam ramuan imaji estetik hiburan yang pas.

Keahlian meramu seni ini selalu menjadi tantangan bagi para seniman Ketoprak masa kini dan yang akan datang. Siapa yang tanggap, mereka akan berhasil merasuk kembali ke pusaran industri kreatif yang kini sedang didengungkan.

Penyelamatan Ketoprak juga membutuhkan dukungan masyarakat. Dalam konteks ini, sikap masyarakat Rembang pantas mendapatkan apresiasi. Mereka berada di jalur yang tepat, saat perayaan ritual Sedekah Bumi dan Sedekah Laut memilih mementaskan Ketoprak dibanding pentas hiburan yang lain.

Sikap dan tindakan masyarakat Rembang ini harus dilanjutkan. Jika perlu tokoh-tokoh adat desa menyatukan komitmen untuk selalu menampilkan Ketoprak sebagai hiburan di setiap acara ritual adat Sedekah Bumi dan Sedekah Laut. Komitmen semacam ini pasti bisa menjaga eksistensi Ketoprak hingga kapanpun.

Memang tidak mudah merealisasikan komitmen tersebut. Pasti banyak hambatan. Selain alasan keyakinan, aral bisa datang dari hal-hal yang bersifat teknis, terutama yang berkaitan dengan pendanaan. Setiap desa memang memiliki kemampuan finansial terbatas. Saat ini dibutuhkan sekitar Rp 10 juta untuk mementaskan Ketoprak.

Hambatan pendanaan itu bisa diatasi dengan gotong royong. Warga desa bisa menggalang dana dengan cara iuran dan mencari sponsor. Melihat banyaknya penonton Ketoprak, pasti ada perusahaan yang mau mensposori pementasan Ketoprak. Solusi ini sudah dibuktikan oleh warga desa Pandean saat mementaskan Ketoprak Kridho Carito belum lama ini.

Dukungan Pemerintah Kabupaten Rembang tentu saja sangat dibutuhkan.Pemerintah harus terus melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap para seniman Ketoprak. Pembinaan ini penting untuk regenerasi seniman Ketoprak. Selain itu, pemerintah perlu menambah fasilitas gedung pertunjukan, sehingga bisa memacu perkembangan kesenian tradisional, terutama Ketoprak.

Pemerintah juga harus membuat gebrakan berupa acara-acara yang bergaung besar. Perayaan ritual adat, seperti perayaan Syawalan atau Lebaran Ketupat, bisa dijadikan event pementasan aneka kesenian tradisional, termasuk Ketoprak.

Akhirnya, paparan ini hanya mengungkap sebuah contoh kasus tentang peran ritual adat yang mampu menjaga eksistensi kesenian tradisional Ketoprak. Perayaan ritual adat di daerah lain tentu juga bisa untuk menyelamatkan kesenian tradisional lainnya, seperti Wayang Kulit dan Ludruk. Asalkan, masyarakat setempat berkomitmen memasukkan kesenian tradisional menjadi bagian dari perayaan ritual adat daerah tersebut. Sanggupkah? (Awi Wiyono, Citizen Journalist)